Bukanaktivis - Berikut ini adalah pemain yang cukup bersinar ketika bersama klubnya masing-masing.Tetapi entah mengapa,karirnya mulai meredup ketika kompetisi dibawah naungan PSSI ini diberi sanksi oleh FIFA dikarenakan MENPORA tidak mengijnkan kompetisi dibawah naungan PSSI tersebut.
Kita simak pemain dibawah ini yang beralih profesi ketika tidak berjalanya kompetisi ISL.
1. Galih Sudaryono
Mantan penjaga gawang Persija Jakarta dan juga pemain timnas Galih Sudaryono harus mengubah profesi menjadi penyewa kereta mainan sejenis odong-odong.
"Konflik sepak bola Indonesia hingga sekarang ini kan belum selesai. Daripada tidak jelas dan disanksi PSSI, lebih baik saya berhenti. Tunggu polemik PSSI dengan Menpora selesai dulu baru main lagi," kata Galih yang sudah tampil sebanyak 32 kali saat membela Macan Kemayoran pada tahun 2011 hingga 2013.
Caranya dengan merentalkan odong-odong di pasar seperti yang dilakukannya di Desa Ngringo, Palur, Karanganyar dan di kawasan Sunday Market kompleks Stadion Manahan, Solo.
Galih pun menjelaskan bahwa bisnis anyar tersebut didapat dari sahabat dekatnya. Walaupun pada kenyataanya, penghasilan dari bekerja sebagai operator kereta mini itu tidak sebesar gaji pesepak bola profesional. Apalagi ia harus membagi pendapatannya dengan pemilik mainan tersebut.
"Tarif naik kereta mini ini hanya Rp 5.000 per anak. Terserah saya mau setor berapa (kepada sahabat peminjam kereta mini). Dia tidak menentukan," papar bekas penggawa tim nasional (Timnas) Indonesia itu kemarin.
2. Anang Ma'ruf
Sosok Anang mendadak gempar di media sosial akhir-akhir ini. Ia nampak mengenakan jaket hijau-hitam. Rupaya Anang telah beralih profesi sebagai pengemudi ojek di bawah naungan Go-Jek. Banyak berita yang mengatakan bahwa Anang menjadi tukang ojek karena kisruh sepakbola yang tengah terjadi di sepakbola nasional.
Di tengah aktifitas mengojek, Anang masih aktif sebagai pelatih di SSB Simo United. "Melamar menjadi pengemudi Go-jek adalah pilihan terbaik bagi saya. Karena kalau jadi pegawai, tentunya banyak memakan waktu dan tak bisa melatih," beber pemain yang identik dengan nomor punggung 15 tersebut.
Banyak kawan yang kaget melihat Anang menjadi tukang ojek. Sebab sepengetahuan penulis, Anang adalah sosok yang sederhana dan tidak neko-neko. Semasa menjadi pemain Persebaya, Anang selalu datang ke Mes Karanggayam dengan mengedarai motor keluaran tahun 90an. Padahal saat itu mayoritas pemain sudah memarkir mobil mewah di pelataran mes.
Anang juga bukan tipikal pemain yang doyan foya-foya atau sekadar nongkrong dengan koleganya di lapangan hijau. Belum kering ingatan penulis ketika Anang masih membela Persebaya pada tahun 2009 lalu. Usai melakoni play off lawan PSMS Medan di Stadion Siliwangi, Bandung, Anang langsung pulang ke Surabaya. Rupanya ia sudah dijemput istri tercintanya.
Anang masih termasuk kategori beruntung karena menjadi tukang ojek di bawah naungan Go-Jek. Apalagi seperti yang diberitakan banyak media nasional, gaji tukang ojek Go-Jek minimal Rp 3 juta sampai Rp 4 juta. Jumlah yang cukup lumayan, paling tidak sudah cukup untuk menghidupi anak istri sehari-hari. Menjadi tukang ojek pun tak apa, yang penting itu pekerjaan halal, bukan?
3. Okto Maniani
Akibat kondisi sepakbola indonesia yang semakin tak tentu arah, dan kompetisi yang entah sampai kapan bisa kembali di mulai, beberapa klub membubarkan sementara skuadnya juga para pemain akhirnya memilih banting setir demi mencukupi kehidupan sehari-hari. Dua Pemain Persijap Jepara misalnya, yakni Noorhadi yang saat ini mengelola sebuah toko olahraga miliknya di kota Jepara, juga Chanif Muhajirin yang membuka usaha Cafe, Kost-kostan dan Ternak Ayam.
Selain dua pemain persijap itu, dua punggawa Pusamania Borneo FC juga ikut-ikutan banting setir. Saktiawan Sinaga yang bermain di posisi striker memutuskan untuk fokus di usaha ternak sapi sambil menanti Liga kembali bergulir. Begitu juga dengan Oktovianus Maniani yang baru musim ini di rekrut dari Perseru serui, saat mulai putus asa dan hendak memulangkan anak istrinya kembali ke Jayapura, Pemain asal papua ini malah ketiban rejeki. Okto di tawar untuk main sinetron "Tendangan Si Madun 2" yang tayang di SCTV. Dalam sinetron tersebut, Okto memerankan dirinya sendiri yang merupakan pesepakbola terkenal asal papua yang pernah bermain untuk timnas indonesia. Dan semalam, Okto sudah muncul dalam sinetron tersebut.
Belakangan, beberapa sinetron juga film layar lebar mulai mengorbitkan Orang-orang Papua untuk berkiprah di dunia akting. Ini adalah sebuah kesempatan bagus buat Okto, saat dirinya belum bisa bermain sepakbola lagi, tapi masih bisa mengharumkan nama Papua lewat layar kaca dalam sinetron "Tendangan Si Madun 2".